(Sumber Foto : NU Online)
Oleh KH Abdul Aziz Idris
Berdirinya NU dan perjuangan Jam'iyyah ini tidak sesuatu yang instan dan hanya sebuah reaksi atas satu, dua hal yang menjadi persoalan masyarakat saat itu. Namun ada isyarat dan doa-doa, serta laku Para Ulama, Kyai yang dengan penuh keikhlasan dan basyirohnya benar-benar berikhtiar untuk Islam, masyarakat dan peradabannya. Fragmen sejarah NU secara jelas mengabadikan isyarat dan doa salah satu guru para Ulama, Kyai pendiri NU, salah-satunya adalah isyarat yang diberikan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan kepada KH.Hasyim Asy'ari yang dituturkan oleh KH.R. As'ad Syamsul Arifin ( 2000:49-56) dalam buku berjudul " Percik-percik Pemikiran Kiai Salaf, Wejangan Dari Balik Mimbar ". Sebagai berikut :
Pada 1924, di suatu pagi setelah ngaji saya dipanggil Kyai Kholil beliau memarahinya karena tidak bisa melafalkan huruf ro sesuai makhrajnya yang tepat Saya memang cadel dari kecil lalu Kyai Kholil membuka mulut saya dan meludahi, besok paginya cadel bawaan saya sembuh, Dan saya bisa ngaji dengan makhraj yang benar ini salah satu karomahnya Kyai Kholil yang diberikan kepada saya.
Besok paginya saya dipanggil lagi oleh Kyai Kholil saya diperintah guru saya untuk mengantarkan sebilah tongkat kepada Kyai Hasyim Asy'ari dan memberi saya uang saku sebesar 1 Ringgit untuk bekal di perjalanan dan ringgit itu sampai sekarang masih disimpan. Pada keesokan harinya ketika saya mau berangkat ke Jombang Kyai Kholil memanggil saya lagi dan memberikan tambahan uang saku lagi sebesar 1 Ringgit lalu Kyai Khalil membacakan ayat Alquran Surat Thaha ayat 17-23 setelah itu saya berangkat menuju Jombang selama dalam perjalanan saya dikatakan orang gila, ada juga yang mengatakan Wali tapi saya tetap sabar dan tak mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki, memenuhi perintah guru saya.
Buat saya ini adalah ujian yang harus dihadapi. singkat kata pada sore harinya saya sampai ke rumah Kyai Hasyim Asy'ari di Tebuireng Jombang setelah bertemu dengan Kyai Hasyim saya menceritakan perihal diri saya dan pesan atau amanat guru saya untuk beliaunya, kemudian tongkat dari Kyai Kholil saya berikan kepada Kyai Hasyim disertai dengan bacaan ayat Alquran Surat Thaha ayat 17-23 dengan perasaan haru dan riang gembira di Hasyim Asy'ari berkata kepada saya :" alhamdulillah saya telah direstui untuk mendirikan jamiyah Nahdlatul Ulama "ini tongkatnya Nabi Musa" diberikan kepada saya oleh Kyai Kholil kata Kyai Hasyim kepada saya. ( Kalimat ini berulang kali disampaikan Kiai Hasyim kepada saya ).
"Sampaikan kepada Kiai Kholil, bahwa saya akan mendirikan Jam'iyyah Ulama", tambah Kiai Hasyim sambil menangis.