Salah satu foto gedung MI Ma'arif di Tegalrejo
Oleh Abdul Azis Idris Abdan
Keberadaan madrasah atau sekolah di bawah pengelolaan LP. Ma'arif saat ini tidak bisa dipisahkan dengan sejarah perjuangan dan kontribusi tokoh-tokoh NU, masyarakat Nahdliyin dan umat Islam secara umum. Ada kepedulian masyarakat saat itu atas pentingnya nilai pendidikan. Sedangkan di sisi lain keberadaan sekolah masih sangat minim. Di dekade tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintah masih sedikit membangun sekolah. Maka kemudian berdirilah madrasah-madrasah yang diinisiasi dan dibangun oleh masyarakat dengan dukungan penuh para tokoh masyarakat, utamanya kalau di Jawa adalah para Kyai atau Ulama setempat.
Saat NU menjadi partai politik, lembaga pendidikan di bawah naungannya tentu tetap harus dikelola dengan profesional, sekalipun persoalan politik tidak kemudian dibawa-bawa ke ranah pendidikan. Maka kemudian dibentuk lembaga yang secara khusus menangani dan mengelola unit-unit pendidikan yang dirikan dan dikelola di bawah naungan NU.
Ada fakta menarik terkait dengan keberadaan madrasah yang dikelola oleh NU ini saat menjadi partai politik, yakni bahwa terkait dengan bantuan dana pemerintah untuk lembaga pendidikan di bawah pengelolaan partai politik nilainya lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola oleh yayasan murni yang tidak terkait dengan afiliasi politik saat itu. Bahwa saat itu bantuan pemerintah untuk anak didik berbeda-beda dilihat dari siapa pengelola sekolah atau madrasah;
Rp 30 per anak di sekolah yang dikelola di bawah partai politik, Rp 20 per anak di sekolah yang dikelola di bawah yayasan, dan Rp 10 anak di sekolah yang dikelola di bawah yayasan milik pribadi atau dikelola secara perseorangan. Saat itulah kemudian banyak madrasah-madrasah bergabung dengan NU.
Berbeda dengan keadaan di masa Orde Baru, sekitar tahun 1972. Karena tekanan rejim Orde Baru, bahwa sekolah atau madrasah tidak boleh bernaung di bawah partai politik, maka beberapa madrasah di Magelang membuat yayasan baru sebagai pengelola madrasah seperti YAJRI di Kecamatan Secang, YAKTI di Kecamatan Tegalrejo, YASPI di Kecamatn Pakis dan lain-lain. Beberapa fakta ini menarik sebagai bagian dari sikap warga NU di dalam mengelola lembaga pendidikan untuk selalu survive, bertahan dan berkembang dalam keadaan dan sistem kebijakan pemerintah yang berbeda-beda.
Semoga di era saat ini dan masa yang akan datang sekolah, madrasah dan lembaga pendidikan di bawah naungan LP. Ma'arif NU senantiasa berkembang dan terkelola secara profesional dan mampu kokoh berdiri seiring dengan zaman dan keadaan yang selalu berubah dan berbeda-beda. Amin.
Pangkat, 17 Juni 2020
Penulis adalah Wakil Katib Syuriah PCNU Kabupaten Magelang