Oleh Abdul Aziz Idris
16 hari sudah berlalu, malam 17 menjadi hari yang istimewa bagi umat ini karena turunnya Alqur'an dan ini sudah menjadi hal yang maklum bagi semua. Namun ada peristiwa yang juga luar biasa terjadi pada diri Rosululloh SAW dan shahabatnya di tanggal ini. Yakni kejadian perang Badr yang terjadi di hari jum'ah pagi tanggal 17 romadhan tahun kedua dari hijrohnya Nabi Muhammad SAW, perang yang berlangsung tidak lama hanya sekitar dua jam ( zubair muhammad 'afanah, Durus wa ibar sirotu khoiril basyar Muhammad SAW ) namun memberi nilai pelajaran tentang banyak hal.
Banyak hal menarik untuk dikaji dan kemudian menjadi pijakan sikap bagi umat untuk menghadapi satu persoalan yang menyangkut kepentingan banyak orang dan hajat hidup orang banyak. Beberapa hal tersebut adalah, :
1, sikap seorang pemimpin untuk selalu mengedepankan musyawaroh, dialog untuk menghadapi, dan mensikapi serta menyelesaikan masalah, sampai Rosululloh SAW mengatakan , :
اشيروا علىّ أيها الناس
" Berilah pendapat kalian kepadaku wahai manusia "
Ini diperkuat lagi oleh pernyataan sahabat Abu Huroiroh sebagaimana di riwayatkan oleh Imam Turmudzi , :
مارأيت أحدا أكثر مشورة لأصحابه من رسول الله عليه الصلاة والسلام
"Tidaklah saya melihat seorangpun yang paling banyak bermusyawarah dengan sahabatnya daripada Rosululloh SAW ".
Dalam perang ini Rosululloh SAW tidak hanya sekali meminta pendapat dan masukan dari para sahabat, sementara Rosululloh SAW tidaklah lepas dari wahyu . Sebuah sikap pemimpin yang sebenarnya. Sehingga suatu keputusan akan menjadi sebuah sikap bersama dan tanpa banyak pertentangan apalagi polemik yang tidak bermanfaat. Menjadi keharusan bagi pemimpin negeri ini di setiap levelnya untuk tidak melakukan kebijakan apapun kecuali atas dasar musyawarah dan kebersamaan sehingga rakyat menjadi tenang dan bisa menjalani kehidupan secara normal meski di musim pandemi.
2, Mensikapi masalah dengan pendekatan material. Sekalipun di awal mula sikap para sahabat tidak dalam menghadapi perang , karena memang tidak ada gambaran perang di benak mereka saat itu, namun kemudian sebab material, ikhtiyar dhohir tetap menjadi prioritas Rosululloh SAW dan sahabat, sebagaimana ayat 60 surat Al-Anfal
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ لَا تُظْلَمُونَ
" Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)".
Dengan segenap kesungguhan meski dengan hasil persiapan yang seadanya Rosululloh tetap berikhiyar secara dhohir menyiapkan segala sesuatunya dengan maksimal, pelajaran yang diambil bagi kita saat ini dalam menghadapi pandemi ini tentu dengan melaksanakan anjuran, himbauan dari pemerintah terkait dengan cuci tangan, berpola hidup sehat, tetap di rumah dan tidak keluar, menghindari kerumunan massa, menjaga jarak secara fisik dengan orang lain. Semua sebagai upaya memutus pergerakan virus ini yang meluas.
3, Mencari penyelesaian secara maknawi.
Saat setelah Rosulilloh SAW melakukan persiapan dhohir secara maksimal malamnya Rosululloh dengan sahabat dekatnya Abu Bakar RA memperbanyak berdoa , bertadharuk kepada Alloh SWT untuk ummatnya sampai sampai sahabat Abu Bakar memohon kepada Rosululloh untuk menghadapi dengan yakin akan janji Alloh SWT. Namun Rosululloh SAW meski yakin pula dengan pertolongan Alloh mengajarkan kepada ummatnya akan satu pelajaran terpenting bahwa berikhtiyar secara dhohir saja tidak cukup, tetapi harus kembali menyerahkan segala persoalan kepada Alloh SWT. Sebegitu juga seharusnya sikap kita saat ini menghadapi pandemi ini, sekalipun mungkin beberapa masjid ditutup tetapi tetaplah yakin, dan optimis bahwa pintu doa senantiasa terbuka. Banyak kearifan dari doa doa yang diajarkan para Kyai, Ulama, perbanyak doa terlebih di bulan mulia ini. Dan yakin bahwa semua akan berakhir dengan penuh makna dan pelajaran bagi umat manusia.
Terakhir dengan berkah bulan suci ini dan dengan washilah kepada Para sahabat Badr semoga Alloh SWT beri ketenangan dan pertolongan bagi hamba-Nya, umat manusia dalam menghadapi pandemi ini. Dan segera mengangkat pandemi ini.
وختمتها متوسلا ببقية الـ
أصحاب إجمالا وسادات خير
Pangkat,
17 Ramadhan 1441
10 Mei 2020