SEMARANG - Menutup rangkaian Hari Lahir (Harlah) NU ke 97 H, PWNU menyelenggarakan event Jateng Bersholawat di Alun-alun Pancasila Simpabg Lima Semarang pada Ahad, 8/3. Acara ini menghadirkan Grup Sholawat Az Zahir dari Pekalongan asuhan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf.
Hadir dalam acara tersebut Gubernur Jawa Tenngah Ganjar Pranowo, Wakil Gubernur Gus Taj Yasin, Ketua PBNU KH. Marsudi Syuhud, Rois Syuriyah PWNU dan Jajaran Pengurus PWNU Jateng, juga Gus Yusuf Chudlori. Acara diisi dengan taushiyah kebangsaan oleh Gus Muwafiq dari Yogyakarta.
Gubernur Ganjar menyampaikan agar warga Jateng dtidak usah panik dengan isu wabah penyakit virus corona. Masyarakat harus cerdas menghadapinya dengan penanganan yang benar agar tidak mudah tertular virus tersebut seperti sering-sering mencuci tangan dengan sabun, juga menutup mulut saat batuk dan bersin (wahing).
Sementara itu, Gus Muwafiq menyampaikan bahwa NU sudah berprinsip NKRI harga mati. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang wajib dirawat dan dilindungi. Para wali sudah merumuskan penataan negara dengan pendekatan keagamaan yang luwes dan sesuai dengan kondisi bangsa yang sangat majemuk ini.
Indonesia memiliki empat syarat bangsa yang besar yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, sumber daya alam, dan persatuan yang kuat. Para kyai sudah mengajarkan bagaimana merawat bangsa ini agar tidak tercerai berai melalui prinsip ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. PCNU Kabupaten Magelang, hadir pada acara tersebut bersama para kader dari seluruh MWC di Kabupaten Magelang.
Mendampingi para kader, SG. Najib Chaqoqo, Sekretaris PCNU mengatakan bahwa momentum jelang satu abad, NU makin memantapkan diri untuk melangkah bersama-sama menuju NU yang makin dicintai warganya untuk merawat NKRI melalui program-program yang terus digencarkan.
Kontributor: Thoyyib Rizqi